3 Cara Memaksimalkan Conversion Rate dengan AI
Saat ini, setiap bisnis online berlomba-lomba untuk meningkatkan conversion rate. Dari sekadar menarik pengunjung ke website, sebenarnya terdapat tujuan utama untuk mengubah para pengunjung tersebut menjadi pelanggan yang loyal.
Salah satu teknologi paling ampuh untuk mencapai tujuan ini adalah kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI). AI dapat menjadi solusi untuk bisnis online yang kesuksesannya bergantung pada konversi penjualan.
Penelitian menunjukkan bahwa bisnis yang menggunakan AI dapat meningkatkan conversion rate mereka sebesar 20%. Sebagai contoh, Amazon menggunakan sistem rekomendasi berbasis AI mereka untuk memberi saran personal dan angka penjualan tahunan mereka naik sebesar 35%.
Apa Itu Conversion Rate?
Conversion rate adalah persentase pengguna atau pelanggan yang telah menyelesaikan tindakan yang diinginkan, misalnya mendaftar atau membeli sesuatu. Bisa dibilang, metrik ini sangat penting dan menjadi tujuan utama para pelaku bisnis.
Conversion rate dapat menjadi cara efektif untuk membandingkan performa dari berbagai channel. Ketika Anda menggunakan lebih dari satu channel, Anda bisa menganalisis channel mana yang memberikan hasil terbaik berdasarkan conversion rate.
Selain itu, conversion rate juga dapat digunakan untuk menentukan ekspektasi ROI (Return on Investment) saat meningkatkan skala campaign marketing. Ini akan berguna bagi pelaku bisnis atau marketer yang menyusun strategi campaign.
Siap untuk membuat bisnis anda berkembang dan lebih sukses?
Kembangkan bisnis anda lebih baik dan efisien dengan Sleekflow
Manfaat Menggunakan AI untuk Optimasi Conversion Rate
Di luar fungsi, mungkin Anda masih bertanya mengenai manfaat dari menggunakan AI untuk memaksimalkan conversion rate. Berikut beberapa manfaatnya yang bisa menjadi pertimbangan:
Efisiensi: AI marketing tools dapat menganalisis perilaku dan juga web traffic, hingga membuat kreatif untuk iklan. Ini tentu dapat membantu Anda untuk memaksimalkan tugas sehari-hari.
Ekspansi: Kelola data lebih banyak dan lebih kompleks tanpa harus menambah pesonel atau resource tambahan lagi, jadi tidak perlu merekrut orang lagi.
Optimasi: Investasi AI mungkin terdengar masih belum meyakinkan, namun penggunaannya dapat Anda adopsi untuk beberapa hal kecil terlebih dahulu untuk optimasi campaign marketing Anda. Seperti mengelola data dan informasi perilaku pelanggan.
Bagaimana Cara Memaksimalkan Conversion Rate dengan AI?
Ketika membahas conversion rate, Anda juga perlu mengetahui apa itu Conversion Rate Optimization (CRO). CRO adalah proses optimasi untuk meningkatkan conversion rate.
Ketika AI diintegrasikan dalam proses CRO, AI akan menganalisis data dalam jumlah besar dan mempelajari pola yang dilakukan pelanggan. Sebagai contoh, pola perilaku belanja, jika konteksnya adalah bisnis e-commerce.
Agar hasilnya semakin mendekati ekspektasi, ada beberapa cara untuk memaksimalkan conversion rate dengan AI. Berikut penjelasan singkatnya:
Meletakkan CTA dan key element di posisi strategis
Dalam konteks website, AI dapat memprediksi bagian mana dari website yang paling sering dilihat pengguna. Informasi ini dapat membantu designer menempatkan elemen-elemen penting secara lebih efektif.
Jika penempatan CTA strategis, pengunjung akan lebih tertarik kemudian melakukan seusai yang ada di CTA tersebut. Conversion rate akan semakin meningkat.
Sementara itu, penempatan key element di website, seperti produk, di posisi yang strategis dan mudah diakses akan mendorong pengunjung website melakukan tindakan. Contohnya menambahkan ke keranjang atau menghubungi customer service Anda untuk bertanya-tanya.
Melakukan A/B testing dan perbaikan
Melakukan A/B testing dan perbaikan dari waktu ke waktu sangat penting supaya AI mampu mengidentifikasi perubahan perilaku pelanggan atau pengunjung.
Gunakan insight yang diberikan AI untuk mengidentifikasi mana yang sudah baik dan mana yang perlu disesuaikan. Kemudian, tingkatkan kualitas dan performa website Anda seiring dengan perubahan perilaku pelanggan atau pengunjung.
Memanfaatkan AI chatbot
AI chatbot dapat memberikan layanan secara real time, menjawab pertanyaan umum dari mereka, dan menyelesaikan masalah mereka dengan cepat.
Penelitian dari Glassix menyebutkan bahwa website yang menggunakan AI chatbot dapat meningkatkan conversion rate sebesar 23% dibandingkan website yang tidak menggunakan.
Contoh Penggunaan AI untuk Conversion Rate
Beauty retail
Sephora, bisnis beauty retail ternama, memiliki Visual Artist berbasis AI dan virtual assistant untuk memaksimalkan conversion rate mereka. Melalui kedua fitur tersebut, Sephora memungkinkan pelanggannya mencoba produk make up secara virtual.
AI yang digunakan Sephora juga membantu pelanggan membuat janji temu di offline store Sephora. Hasilnya, booking rate mereka meningkat 11% dalam waktu kurang dari dua tahun, menunjukkan semakin banyak pelanggan yang menggunakan layanan Sephora.
Perlengkapan outdoor
North Face, brand perlengkapan outdoor, menggunakan sistem personalisasi berbasis AI dan analitik untuk memberikan pengalaman belanja yang lebih personal.
North Face memiliki AI assistant yang berinteraksi melalui suara untuk membantu pelanggan memilih produk sesuai preferensi dan data cuaca terkini. Hasilnya, click-through rate mereka naik sebesar 60%.
Kesimpulan
AI telah membuka jalan baru bagi bisnis untuk memaksimalkan conversion rate. Dengan kemampuannya menganalisis data pengunjung website atau pelanggan secara mendalam dan memberikan pengalaman personal, AI menjadi alat berharga untuk menaikkan customer engagement dan angka penjualan.
Lihat bagaimana AI SleekFlow bekerja
Jelajahi bagaimana Anda dapat mengadopsi Generative AI untuk kebutuhan komunikasi bisnis Anda hanya dengan sedikit data dan waktu persiapan.
Bagikan Artikel